Romo Yustinus Eka Heru Murcahyana, SJ


Salah satu minat saya adalah mengunjungi puncak gunung. Ini menjadi saat mengingat lagi pengalaman menjalani masa Novisiat St. Stanilasus di Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah. Masa Novisiat saya jalani dari tahun 1986 s.d 1988 selepas dari Seminari Menengah Mertoyudan di Magelang (1982-1986). Di tahun pertama novisiat, kami harus menjalani Retret Agung atau Latihan Rohani 30 hari. Karena acara ini amat penting dan menentukan bagi perjalanan kami untuk berproses menjadi anggota Ordo Serikat Jesus, kami para novis diajak membuat persiapan batin, mental dan fisik. Salah satunya adalah mendaki Gunung Ungaran yang memiliki ketinggian 2.250 di atas permukaan laut (dpl). Kami masing-masing merasa harus memastikan diri mencapai puncak. Ada ungkapan yang menggelitik waktu itu: ‘seseorang baru sungguh novis SJ kalau sampai puncak Gunung Ungaran’.  Setelah mencapai puncak Gunung Ungaran, kami tambah bersyukur dan yakin, bahwa Latihan Rohani 30 hari bakal kami jalani dengan baik.

Ketika masuk Novisiat, usia saya 19 tahun. Saya berasal dari Paroki St. Petrus dan Paulus Klepu, Yogyakarta. Mulai pendidikan saya di TK, tahun 1972 menyusul SD Kanisius Jetis Depok dan klas III pindah ke SD Kanisius Ngapak I (sekarang sudah tutup). SD klas VI saya jalani sampai 1 ½ tahun karena mulai pada awal tahun 1978 dan selesai Mei 1979, karena ada pergantian sistem tahun akademis. Saya melanjutkan ke SMP Pangudi Luhur Kaliduren (sekarang berada di dusun Mergan, Sumber Agung). Lulus dari SMP saya masuk SMA Seminari Menengah Mertoyudan.

Selepas dari Novisiat saya menjalani studi Filsafat selama 4 tahun, lalu Tahun Oritentasi Karya (TOK) 2 tahun dan Teologi 3 tahun. Saya menerima tahbisan imamat dari Bapa Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ pada tahun 1997 di Gereja St. Antonius Kotabaru, Jogjakarta.

Sebelum memulai perutusan resmi, saya diutus ke Paroki St. Petrus dan Paulus, Klepu selama 1 bulan. Selanjutnya bertugas di Seminari Menengah Mertoyudan sebagai pamong sampai tahun 1999. Agustus 1999 saya mulai tugas baru di Paroki St. Perawan Maria Ratu, Kebayoran Baru, Blok Q. Februari 2002 berpindah tugas ke Paroki St. Servatius Kampung Sawah sampai dengan September 2004. Kemudian tugas baru saya terima untuk berkarya di Kolese St. Ignatius (Kolsani) Jogjakarta mengurus kerumahtanggaan sampai dengan 2009. Awal Desember 2009 saya diutus berkarya di Paroki St. Maria Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara sampai dengan 2011. Januari 2012 saya menerima perutusan baru kembali ke Seminari Menengah Mertoyudan Magelang sebagai pamong. Tugas saya jalani sampai Desember 2015. Januari 2016 mulai melayani di Paroki St. Ignatius Danan.

Saya berharap bisa melayani umat  Tuhan dan mensyukuri anugerah alam dan mengelola sumber daya alam dengan baik. Salah satunya adalah mendukung gerakan pertanian organik, supaya alam kembali subur secara alami dengan pupuk yang bisa dibuat sendiri, dan hasil bumi lebih sehat untuk dinikmati. Lebih dari itu semoga kita bisa menabung untuk hari esok. Mulai bulan Maret 2017, saya mencoba memelihara kelinci untuk memproduksi pupuk cair dari urine kelinci. Setelah difermentasi saya tawarkan kepada beberapa rekan untuk dicoba di lahan pertaniannya. Beberapa rekan merasa bahwa itu bermanfaat. Semoga makin banyak yang mencoba dan mendapatkan manfaatnya. Dan semoga cita-cita Arah Dasar KAS (ARDAS KAS) memujudkan masyarakat yang sejahtera, bermartabat dan beriman sedikit demi sedikit bisa dicapai, seperti halnya puncak gunung bisa dicapai langkah demi langkah dengan mengandalkan Tuhan dan kekuatan yang juga dianugerahkan oleh Tuhan sendiri.

0 Komentar