MISA NOVENA 3 BAHASA


Ada yang menarik dari Misa Novena putaran 7 di Gua Maria Sendang Ratu Kenya, Giriwoyo, wonogiri (4/3). Selain memakai 3 bahasa, yakni bahasa Indonesia, Jawa halus dan Jawa ngoko (kasar), Rm. CB. Mulyatno, Pr yang memimpin misapun terkecoh dengan teks misa. Saat itu masih dalam masa Prapaskah namun dalam buku teks tercantum lagu Kemuliaan


Spontan romo Mul begitu ia biasa disapa, siap berdiri. "Gara-gara dalam teks tertulis kemuliaan, jujur spontan saya mau berdiri dan bernyanyi" kata romo sambil diiringi gelak tawa umat yang hadir.


Misa novena dihadiri umat dari paroki Danan dan paroki sekitar di wilayah kevikepan Surakarta serta diiringi koor dari SMA PL St. Vincentius Giriwoyo. Dengan mengambil tema "Menimba Sumber Air Hidup yang Menyelamatkan", romo Mulyatno yang asli dari paroki Danan inipun menyinggung tentang hidup, air dan selamat. "Ning donya iki muk mampir ngombe" kata Romo menyebut istilah bahasa Jawa. Hidup hanya sebentar, hidup dan mati di tangan Tuhan, untuk itu jangan takut mati, takutlah bila hidup tidak berbuat apa-apa.


Lebih lanjut Dosen Kentungan ini menegaskan bahwa untuk memasuki surga hiduplah dalam terang, meski kadang gelap.  "Tidak ada yang tahu besok masih hidup atau sehat" kata Pastor yang tinggal di Mrican ini. Meskipun kelihatan gelap tapi romo kembali mengingatkan bahwa siapa yang percaya pada-Nya akan mengalami terang.

koor dari SMA PL St. Vincentius Giriwoyo

Pastor Mulyatno mencontohkan Ekaristi adalah sumber terang hidup, ada tubuh dan darah Kristus yang kita terima sebagai tanda kehadiran Kristus dan memasuki hidup kekal. "Dari sinilah kita mengenal Kristus, menjadi bait Allah dan hidup dalam Kristus selama-lamanya" kata romo dalam akhir homilinya. Sebagai penutup Misa Novena ini diakhiri dengan Adorasi Ekaristi #Henny Alit

0 Komentar