HOAX MENJAMUR, KOMSOS WAJIB MEMERANGI



Warta Paroki. Pengguna medsos sudah familiar dengan istilah hoax, berita bohong yang sengaja dibuat untuk menyerang pihak n kelompok tertentu. Bagaimana cara dunia dan masyarakat Indonesia memerangi hoax? Inilah yang menjadi topik utama seminar cybercrime dalam Temu Raya Pekan Komsos 2019 di Wisma Nasareth Semarang (11 - 13 mei). 


Wandi n. Tuturoong yang memberikan materi mengatakan bahwa medsos berkembang sangat cepat dan kita terlambat mengatasinya. Social mesagging jadi fenomenal dan hoax juga ikut fenomenal. "Penetrasi internet sangat tinggi yakni 44%" kata staf ahli utama di kepresidenan kedeputian IV bidang komunikasi politik dan deseminasi informasi. Dampak yang sangat kentara menurut wandi, orang banyak menjadi pengamat politik dadakan dan lebih membahayakan lagi politik dicampur dengan sara yang akan mempengaruhi sendi kebangsaan kita dan mengganggu kerukunan masyarakat. 


Sasaran hoax salah satunya yang sedang viral adalah presiden pro china, komunis dan anti islam serta diulang terus menerus. Sebagai contoh pria asal manado ini menyebut ada 150 juta TKA china masuk Indonesia. Memang ada TKA china yang masuk tapi hanya tenaga ahli untuk investasi bukan tenaga kasar karena ekonomi china sedang berkembang. Dalam industri china, manager dan buruh memakai pakaian yang sama lalu diphoto, viral dan pengaruhi banyak orang. "Ini bukan kritikan kinerja presiden tapi menyerang kinerja presiden, mungkin karena tidak ada lagi yang dapat dikritik" kata wandi. 

Temu Raya Pekan Komsos 2019 di Wisma Nasareth Semarang

Memang hoax sangat kental dengan motif politik dan sangat kreatif jahatnya serta tidak peduli merusak alam pikir generasi muda. Menghadapi itu wandi memberi tip, bangunlah banyak jaringan, buat kontent-kontent positif dan berkoordinasi dengan stake holder yang sama untuk bersama-sama memerangi hoax. Sedangkan yang harus dibangun menurut wandi adalah wacana publik yang terkendali dan positif agat masyarakat publik tidak penuh dengan kebencian. Caranya, buat narasi-narasi yang bagus dan bangun kontent-kontent yang positif. Untuk itulah di depan para penggiat Komsos paroki wandi berharap agar membentuk jaringan, media, banyak menulis, dan adakan pertemuan jaringan agar bisa hadapi fenomena hoax. (Henny Alit)

0 Komentar