Pilkada sebentar lagi, bagaimana sebaiknya umat
katolik menghadapi tahun politik 2018/2019? Kecerdasan umat
Katolik dalam memilih pemimpin menjadi yang utama. Lalu bagaimana menjadi
pemilih yang cerdas? Inilah yang menjadi topik utama rekoleksi Dewan
Paroki dan Ketua Lingkungan (10/6).
Selain topik di atas peserta yang hadir di
Panti Paroki ini juga mendapatkan sosialisai nota pastoral KAS 2018 yang
dipandu oleh Pastor Paroki Danan, Y. Eka Heru Murcahyana, SJ. Nota Pastoral Tahun
ini mengangkat tema "Merevitalisasi nilai-nilai Pancasila
dan semangat kebangsaan demi
terwujudnya peradaban kasih".
Revitalisasi artinya menghidupkan kembali apa yang sebelumnya terperdaya.
Menurut pastor Heru, akhir-akhir ini ada
pengaburan dan penguburan nilai-nilai Pancasila bahkan ada kecenderungan
menganti Pancasila. Maka lewat Nota Pastoral ini diharapkan umat Katolik mendapatkan
pembelajaran menghadapi situasi politik 2018/2019. Banyak
keprihatinan terutama dari
luar yakni radikalisme (bom), intoleransi
dan narkoba. " Ini diakibatkan karena implementasi yang keliru dari nilai-nilai
Pancasila dan penafsiran yang keliru tentang ajaran agama", kata
Pastor Heru.
Untuk itu Pastor Heru berharap umat segera
bertindak dengan wahyu yang kita terima dari Kitab Suci dan tradisi dan
magisterium. Dalam Yoh 17:1-26 bahwa umat berada di dunia dan didoakan Yesus
agar terus mencari kebenaran.
Rekoleksi ini semakin menarik ketika tim
Kerawam Paroki Danan, Ignatius Suratno yang baru saja mengikuti
sosialisasi tahun politik dan hukum di Muntilan, menjelaskan lebih detail tentang
persiapan menghadapi pilkada 27 juni nanti. Di Jateng ada pilgub yang
diikuti 2 paslon. Ratno berharap umat Katolik harus bertindak menjadi
pemilih yang cerdas. "Jangan terpengaruh dengan medsos yang banyak
menyesatkan, pilihlah pemimpin yang nasionalis dan menjunjung
tinggi nilai-nilai Pancasila" harap Ratno.
Pernyataan Ratno ini menjadi pembicaraan
yang menarik ketika salah satu peserta rekoleksi, St. Wakiman menyoal
issue masalah pupuk dan pemberlakuan kartu tani yang digelontorkan oleh
paslon 1. Sedangkan paslon no. 2 berjanji akan mencabut kartu
tani padahal paslon 2 diusung oleh partai yang notabene dari partai
intoleran dan tidak jelas komitmennya terhadap Pancasila.
Menanggapi pertanyaan ini, Th. Supriyanto,
Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan menegaskan, apakah dengan
dicabutnya kartu tani akan lancar pupuknya? Sekali lagi jadilah
pemilih yang cerdas, wajib mengunakan hak pilih dan mencari pemimpin dan parpol
yang jelas komitmenya terhadap
Pancasila, NKRI, Kebhinekaan Tungal Ika dan
toleransi sehingga terpilih calon pemimpin yang dapat menyelamatkan
bangsa, negara dan alam Ciptaan. "Pilihlah pemimpin dan parpol
yang PTP (Pegang Tegu Pancasila), ITB (Inklusif, Toleransi, Kebhinekaan),
PPT (Partai Pendukung Teruji)" tegas Supri. (Henny
Alit)
0 Komentar